“Kesendirian membuka mataku bahwa, pada dasarnya, kita akan selalu sendiri; lahir sendiri, berjuang menyelesaikan masalah sendiri, mati sendiri, dibangkitkan sendiri dengan amalan masing-masing.”
Blurd buku
Jika kita tak pernah jatuh cinta, kita tak akan banyak belajar dari masa lalu. Bagaimana ia mengajari kita untuk tetap kuat ketika hati terserak. Kita tak akan menjadi tangguh.
Jika kita tak pernah jatuh cinta, mungkin kita lebih bisa menghargai diri sendiri dengan melepaskan dia yang selalu menyakiti?
Jika kita tak pernah jatuh cinta, akankah kita pernah merasa berharganya waktu bersama dengan seseorang yang kita cinta?
Terkadang, cinta memang sakit dan rumit. Namun, bisa pula membuat bahagia dan senyum tidak ada habisnya. Keduanya bersimpangan, tetapi pasti kita rasakan.
Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta dituliskan untukmu yang pernah merasa terpuruk karena cinta, lalu bangkit lagi disebabkan hal yang sama.
Riview
Buku Jika
Kita Tak Pernah Jatuh Cinta karya Alvi Syahrin ini, menurut saya buku yang
memberikan kita bagaimana cara kita untuk memandang hidup yang tidak hanya
mengenai cinta, meminta kita agar tak diberbudak oleh cinta. Kita hidup memang
butuh cinta namun dalam porsi yang tepat.
“Jangan tergila-gila pada apa pun di dunia ini. Dunia fana.”_hlm 209.
Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta
dikemas dengan epik. Diawali dengan bab yang membahas mengenai awal perubahan yang
banyak dialami orang-orang diusia belasan tahun. Dimana mulai adanya perubahan
sikap karena mulai mengenal apa itu cinta. Tersenyum sendiri di detik sekian,
murung di menit sekian, menangis pada esok harinya karena pesan ponsel dari
dia. Perubahan dalam pola pertemanan yang tak sehangat sebelum mengenal cinta.
Cinta yang membutuhkan konsekuensi. Mulai mencintai setulus hati, kemudian
patah, bertemu cinta baru, kembali mencintai, hingga harus kembali patah karena
keputusan berpisah atau dipisahkan oleh Sang Maha Kuasa. Dan pada akhirnya kita
kan kembali sendirian.
Dalam buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta juga memberikan kita mengenai
bebebarapa pola cinta yang pernah ada. Dari sesorang yang terlalu berharap
hanya karena perbuatan dia yang selalu baik, sesorang yang saling cinta namun
tidak ingin pacaran, pacaran goals
yang nyatanya hanya dalam dunia instagram, friendzone,
cinta beda agama, cinta yang menyakiti dan lainnya.
Pada buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta kita akan diberikan beberapa solusi
bagaimana menghadapi permasalahan cinta itu. Bahkan jika pola cinta itu belum
terjadi padamu, kamu dapat menemukan tips untuk mendirikan tameng yang lebih
kokoh agar kejaian-kejian tersebut tidak menimpamu. Dalam buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta ini pun
mengingatkan kita untuk tidak melupakan orang-orang terdekat kita seperti orang
tua dan sahabat hanya karena cinta. Yang membuat saya semakin senang dalam
membaca buku ini ialah pada pembahasannya terkadang diselingi dengan kutipan
dari ayat suci Al-Qur’an yang semakin memperkuat persepsi.
Dan ada satu hal lain yang membuat saya merekomendasikan buku ini, dimana kita diminta untuk always remaind for the end (selalu mengingat hari akhir). Karena pada akhirnya kita akan sendiri, mati sendiri dan dibangkitkan dengan bekal amalan yang telah kita tuai masing-masing di dunia. Beberapa best quotes menurut saya dari Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta yaitu;
“Berhenti menyalahkannya yang gagal menepati janji itu, sebab kamu pun belum memenuhi janjimu… untuk Tuhan yang Menciptakanmu; lalu, untuk orang tuamu, dan untuk dirimu sendiri. Hidup tak selalu tentang dia yang kamu cintai. You have own life, and it doesn’t always have to do anything with him.” Hlm: 72.
Baca juga: Riview Buku Ayahku (Bukan) Pembohong-Tere Liye
Sekian review kali ini. Bila ada kritik dan saran dapat di sampaikan melalui komentar. Kalian juga bisa request buku untuk next update, Insya Allah jika saya dapat menemukan bukunya akan saya review. Terimakasih. Sebelum kita akhiri postingan kali ini berikut quotes penutup dari buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta- Alvi Syahrin.
“Jangan sampai cinta menjadi agamamu. Jangan sampai dia menjadi tempatmu bertumpu. Jangan sampai hidupmu hanya untuk cinta dan dirinya. Sedetik setelah kematianmu dia sudah tak bisa membantumu. Ingin menikah, silahkan, itu baik. Perbaiki niat, itu tak boleh kau lupakan. Selamat berjuang, untuk dirimu lebih baik.” Hlm:175.
1 Komentar
Untuk reviewnya itu udah keren ka menurutku, cuma tinggal lebih sedikit memperhatikan tulisannya mungkin ya, masih banyak typo . Semangat terus buat berjuang nulis yaa..
BalasHapusJangan lupa kunjungi blog aku juga ya penaebook.blogspot.com