Hello, pada postingan pertama saya kali
ini saya akan memberikan review mengenai buku Filosofi Teras karya Henry
Manampiring yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2018 dan menyabet
penghargaan Book of The Year di
Indonesia Internasional Book Fair 2019.
Sinopsis
"Buku Filosofi Teras ini memberi cara latihan mental supaya kita memiliki syaraf titanium dan tidak gampang KO kesamber galau.”
-Dr. A. Setyo Wibowo, Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
APAKAH KAMU SERING
…MERASA KHAWATIR
AKAN BANYAK HAL?
…BAPERAN?
…SUSAH MOVE-ON?
…MUDAH TERSINGGUNG
DAN MARAH-MARAH
DI SOCIAL
MEDIA
MAUPUN DUNIA NYATA?”
Lebih dari 2.000 tahun lalu, sebuah
mazhab filsafat menemukan akar masalah dan juga solusi dari banyak emosi
negatif. Stoisisme, atau Filosofi Teras, adalah filsafat Yunani-Romawi kuno
yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dan mental yang tangguh dalam
menghadapi naik-turunnya kehidupan.
Jauh dari kesan filsafat sebagai topik
berat dan mengawang-awang, Filosofi Teras justru bersifat praktis dan relevan
dengan kehidupan Generasi Milenial dan Gen-Z masa kini.
Asal Usul Judul Filosofi Teras
Pasti banyak di antara kalian yang
penasaran kenapa judulnya Filosofi Teras? Judul ini berawal dari kisah Zeno (pedagang
kaya) yang melakukan perjalanan dari Phoenicia ke Peiraeus dengan kapal melalui
Laut Mediterania membawa dagangan sebuah pewarna tekstil yang sangat mahal pada
zaman itu. Namun malang kapal yang ditumpangi Zeno karam. Zeno kehilangan seluruh
barang dagangannya dan terdampar di Athena. Hingga suatu hari di Athena Zeno
mengunjungi sebuah toko buku dan menemukan
sebuah buku filsafat yang menarik hatinya. Zeno pun kemudian bertanya pada
pemilik toko buku, di mana dia bisa bertemu dengan filsuf- filsuf seperti
penulis buku ini. Sampai suatu hari Zeno dapat bertemu filsuf dan belajar lebih
dalam mengenai berbagai filsafat. Kemudian Zeno mulai mengajar filosofinya
sendiri . Zeno senang mengajar filosofi di teras berpilar (dalam bahasa Yunani
disebut stoa). Lalu asal mula
filosofi teras digunakan penulis (Henry Manampiring) umtuk mempermudah
penyebutan “stoisisme” atau “stoa”.
R esensi
Dalam buku Filosofi Teras ini menyampaikan bagaimana cara untuk dapat menuju jiwa yang damai dengan terbebas dari emosi negative dan mengasah kebajikan. Sesuai dengan tujuan utama buku ini yaitu 1.hidup bebas dari emosi negative dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. 2.Hidup mengasah kebajikan (virtues) yang terdiri dari kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan menahan diri.
Buku Filosofi Teras ini ditulis Henry Manampiring karena awal mula dia yang diagnosis Major Deppressive Disorder oleh seorang psikiater. Dimana dalam proses penyembuhannya dia berusaha mencari terapi untuk membuat mood-nya membaik selain dengan terapi obat. Hingga di tengah masa pengobatan, dia menemukan buku How to Be A Stoic karya Massimo Pigliucci yang dapat membuka matanya dan menemukan terapi tanpa obat yang dapat diaplikasikan seumur hidup. Stoisisme bagi dia sangat membantu memperoleh hidup yang lebih tenang. Satu hal lagi yang membuat buku filsafat ini dapat dipercayai benar-benar ampuh yaitu dimana sebelum menulis buku ini Henry Manampiring sudah melakukan riset terlebih dahulu. Hasil dari riset itu juga dicantumkan dalam buku Filosofi Teras ini. Selain itu juga ada beberapa wawancara dengan pakar dan praktisi dari berbagai bidang yang relevan.
Buku Filosofi Teras ini dikemas dengan bahasa yang sangat ringan sehingga mudah untuk dipahami, tidak seperti yang saya bayangkan bahwa buku-buku filsafat sebagai topic berat. Selain itu dalam buku ini juga langsung memberikan contoh kasus dari setiap topiknya yang relevan dengan era sekarang / era milenial. Dan tidak jarang contoh yang digunakan cukup menyentil. Selain contoh yang relevan dalam buku Filosofi Teras ini juga memberikan tips-tips yang dapat kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya tips S-T-A-R (Stop- Think & Asses- Respond) dimana tips ini dapat kita gunakan ketika merasakan emosi negative. Ada hal lain yang membuat buku ini menjadi lebih menarik dimana adanya beberapa ilustrasi dari Levina Lesmana yang menambah nilai etetik ketika sedang membaca buku ini.
Setelah membaca buku Filosofi Teras ini saya dapat merasakan manfaatnya bagi kehidupan saya sehari-hari. Dimana saya yang sering mudah sekali emosi hanya karena hal-hal sepele kini menjadi lebih santai menghadapinya. Salah satu quote yang saya suka dalam buku Filosofi teras yaitu
“Life is long if you know how to use it…we are not given a short life but we make it short…and wasteful of it.”-Seneca (On Shortness of Live)
“Hidup ini panjang jika kita tahu bagaimana menggunakannya …kita tidak diberikan hidup pendek tetapi kitalah yang menjadikannya pendek …dan terbuang untuk hal yang sia-sia.” -Seneca (On Shortness of Live).
“Selamat menjalani hidup! Dengan keberanian, kebijaksanaan, menahan diri dan keadilan!”-Henry Manampiring (Filosofi Teras).
0 Komentar